Bahasa Khas Malang: Arema Wajib Tahu

Bahasa khas Malang yang unik seakan menjadi pusat perhatian masyarakat lainnya dan seiring berjalannya waktu bahasa ini menjadi suatu kebiasaan yang tak pernah lepas dan menjadi identitas masyarakat Malang.


Bahasa khas malang
Ilustrasi bahasa khas malang: travelingyuk.com


Bahasa yang paling sering dipakai orang Malang adalah bahasa walikan. Biasanya ketika mereka bertegur sapa, sapaan yang digunakan seperti kata “Kera Ngalam?” seakan menjadi sebuah kebiasaan sehari-hari.

Selain itu masih ada bahasa sapaan lainnya seperti “Ayas kera ngalam, umak apais?” atau diartikan menjadi “Saya arek Malang, kamu siapa?” dan masih banyak lagi kata-kata walikan (terbalik) seperti itu. 

Bahasa ini dikenal sangat mudah diingat dan juga keren di saat bersamaan, jadi tak heran warga Malang menggunakannya. Bahasa walikan sendiri ternyata mempunyai sebuah mitosnya sendiri. 

Banyak orang mengatakan bahwa jika ada orang yang sering menggunakannya, maka mereka termasuk orang pintar. Mengapa? Itu karena ketika berbicara, mereka pasti akan memikirkan juga kebalikan dari kata-kata yang nantinya akan diucapkan.

Sejarah Bahasa Walikan Khas Malang

Bahasa Walikan khas Malang ini berasal dari pemikiran para pejuang GRK atau Gerilya Rakyat Kota. Sebut saja, namanya Suyudi Raharno seorang pejuang yang memiliki ide untuk dapat menciptakan sebuah bahasa yang baru untuk bisa saling berkomunikasi supaya informasi tetaplah aman.

Bahasa tersebut harus melebihi dari kode maupun sandi dan tentunya tidak terikat pada aturan bahasa pada umumnya, entah itu bahasa nasional, daerah serta tidak tercantum pada istilah baku seperti Kamus Bahasa.

Dari sini lahirlah bahasa Walikan khas Malang yang dikenal memiliki satu cara dalam pengucapan maupun penulisannya yaitu dengan terbalik, dibaca dari belakang ke depan. Bahasa ini kemudian diciptakan karena ampuh meminimalisirkan kebocoran strategi.

Contoh Bahasa Walikan Malang

Beberapa contoh bahasa walikan khasnya malang kami paparkan beberapa di bawah ini. Bahasa walikannya benar benar khas bukan hanya sekedar dibalik dari belakang saja. Untuk lebih jelasnya perhatikan paparan berikut.

Aud - dua       
Agit - tiga        
Adapes - sepeda
Aranjep - penjara
Aranet - tentara
Arodam - madura       
Asaib – biasa
Atrakaj – Jakarta
Ayahab – Bahaya               
Ayarabus –Surabaya
Ayas - saya
Eros - Sore
Ewed - dewe (sendiri)
Ewul - luwe (lapar)  
Gnaro - orang
Halak - kalah
Halokes - sekolah
Hamur - rumah
Hamur tikas - rumah sakit
Hantum - muntah
Helum - muleh (balik kerumah/pulang)
Helob -boleh
Hewod - doweh (bibir tebal)
Holopes - sepoloh (sepuluh)
Ibar - rabi (kawin, nikah)
Ibab - babi
Idad - dadi (jadi)   
Ilep - peli (penis/alat kelamin laki-laki)
Imblak - klambi (baju)
Ingeb - bengi (malam)
Ipok - kopi                
Irub - Buri (belakang)
Itor - roti                     
Itreng - ngerti
Kaceb - becak
Kadit - tidak
Kampes - sempak (celana dalam)
Kana - anak
Kane - enak
Kanyab - banyak
Kawab - bawa
Kajur - rujak
Keat - taek (kotoran , tahi, makian)
Kendep - pendek        
Ker - rek (nak)
Kera - arek (anak)
Ketam - matek (mati)
Kewut - tuwek (tua)
Kida - adik                
Kimpet - tempik  (alat kelamin wanita)
Kipa - apik (baik)
Kiwal - walik (balik)
Kiwalan - walikan (terbalik)
Kodew - wedok (perempuan)
Koen - kamu
Kolem - melok (ikut)
Komes - semok (bahenol/pantat besar)
Kubam - mabuk          
Kunam - manuk (burung: bisa juga dikiaskan sebagai alat kelamin pria)
Kusam - masuk          
Ladub - budal (berangkat)
Landas - sandal
Latab - batal   
Lancap - pancal (tendang atau mengayuh sepeda)
Lanek - kenal 
Lecep - pecel
Lesek - kesel (capek
Lekes - sekel (kaki)            
Libom - mobil
Licek - kecil

Mengapa Bahasa Khas Malang itu Sangat Khas?

Bahasa arek Malang itu sangat khas. Selain bahasa walikan, ada yang membuatnya berbeda dengan daerah tetangganya seperti contohnya saja di Blitar, Tulungagung, Bojonegoro, Surabaya bahkan Banyuwangi. 

Bila warga Blitar menggunakan kata “piye” kalau daerah Malang memiliki imbuhan “a” pada setiap kata tanyanya. Misalnya saja kata “Kesanakah?” maka bahasa khas Malangnya menjadi “Mrono a?” Setiap daerah tetangga Malang memiliki perbedaan yang mencolok di setiap pengucapannya. 

Ada lagi bahasa lain yang biasanya diucapkan seperti “Dhulin” itu bermain, “Koen” adalah kamu, “Kendho” artinya bodoh.

Jadi, bila Anda berkunjung ke Malang Jawa Timur ada orang yang mengatakan berbahasalah seperti warga Malang pada umumnya, yaitu menggunakan bahasa walikan (kebalikan). Bahkan bahasa ini sempat menjadi terkenal karena adanya orang Jepang menyukai pengucapannya.

Aremania dengan Bahasa Walikan

Pasti Anda pernah mendengar istilah “Aremania” bukan? Kebanyakan warga dari daerah lain mengetahui bahasa walikan itu dari para Aremania ini, karena yang paling dominan mengucapkan kata terbalik adalah suporter arek Malang ini.

Mereka menganggap bahwa bahasa walikan ini dijadikan sebagai bentuk komunikasi paling nyaman antara sesama Aremania. Dari sini secara sadar maupun tidak, para warga Malang tersebut seolah sedang menunjukkan jati diri mereka dengan mengucapkan bahasa terbalik ini.

Bahkan sejak masih belia pun mereka dididik untuk bisa terus mendukung Aremania sampai di kemudian hari bisa meneruskan perjuangan tersebut. Ada pun istilah yang biasanya di dengar seperti “Arema Sampek Ketam” atau jika diartikan menjadi “Arema Sampek Matek / Mati.”

Itulah ulasan singkat dari berbagai macam penjelasan mengenai Bahasa khas Malang yang mungkin sebelumnya belum Anda ketahui kini telah terjawab. Semoga dengan adanya artikel di atas mampu memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Related Posts