Mau Tau Budaya Malang? Main Ke Kampung Budaya Polowijen Aja!

Kampung budaya Polowijen, merupakan wilayah di  Kota Malang yang mengusung budaya sebagai jiwa dari perkampungan. Kampung tematik tersebut berada di kelurahan Polowijen atau lebih jelasnya bisa cek map.

Saya kebetulan lewat sini beberapa kali. Mungkin puluhan kali. Beberapa kali mau mampir tapi selalu dikejar deadline antar dagangan ke pelanggan.

Kali ini saya lewat sini lagi mengantar dagangan ke perumahan Polowijen Permai. Sebelah timur pemakaman di Jalan Pepunden.

Setelah mengantar barang, saya lanjut melewati jalan Pepunden mau menuju ke daerah Sukarno Hatta. Tentunya melewati kampung Budaya Polowijen, karena tepat di sebelah selatan pemakaman Jalan Pepunden.

Kampung budaya tersebut berada di sebelah barat jalan. Ada gapura dengan aksen anyaman bambu yang bertuliskan sugeng rawuh di kampung budaya Polowijen.
Kampung budaya polowijen 1
Gapura selamat datang di Kampung Budaya Polowijen, terbuat dari bambu sebagai cerminan identitas budaya perkampungan setempat. Image: Ito


Melewati gapura, memasuki gang sempit pinggir sungai. Banyak bangunan dengan hiasan anyaman bambu. Dan banyak dipasang topeng khas Malang sebagai penambah kuat identitas budaya. Di atas sungai juga dibangun beberapa gazebo dari bambu.
Kampung budaya polowijen
Topeng Malang yang merupakan warisan budaya di Malang, diabadikan di.dinding rumah warga untuk menunjukkan lekatnya kampung dengan budaya Malang


Suasana sejuk area persawahan padi juga turut menyumbang suasana kampung budaya. 

Saat saya ke sana dan menyempatkan ambil jepretan foto, terlihat warga ada yang sibuk membenahi gazebo bambu di atas sungai.

Pengambilan tema kampung budaya di kelurahan Polowijen ini rupanya dipertahankan hingga kini. Bukan hanya saat ada penilaian dari Pemkot Malang. Bahkan di daerah ini juga ada sanggar tari untuk belajar.

Berbeda dengan kampung tematik lain yang hanya seumur jagung saja. Menunggu event lomba kampung tematik, baru mengadakan perbaikan kampung.

Kampung budaya polowijen


Mungkin ada pertanyaan, kenapa kampung budaya menggunakan aksesoris anyaman bambu sebagai penanda identitas budaya? 

Kalau menurut sudut pandang saya selaku pengamat dan penulis, bahwa bambu mencerminkan kondisi perkampungan. Perkampungan mencerminkan budaya yang masih lestari dan hidup dalam jiwa masyarakatnya.

Ada beberapa hal yang perlu ditambahkan untuk mengusung konsep kampung yang benar-benar kuat identitas budayanya, yakni tanaman pendukung layaknya di kampung yang masih asri dengan hijaunya tanaman pekarangan. Di kampung ini masih sedikit pernak-pernik tanaman. Lorong jalan masih minim tanaman.

Semoga ke depannya, kampung budaya Polowijen tetap mempertahankan identitas budayanya.

Related Posts