Jembatan Lawas di Bumiayu ada tiga. Penghubung dengan daerah sekitar. Dibangun di atas sungai Brantas. Sungai yang terkenal besar di Malang.
Usia jembatan tersebut sudah ratusan tahun. Konon di bangun saat masa penjajahan.
Usia yang sudah ratusan tahun, membuat jembatan tersebut sudah usang. Perlu perbaikan.
Nah, iki lo rek jembatan lawas di Bumiayu.
Jembatan Balak Lowokdoro
Menurut rilis harian Surya Malang, Jembatan Balak Lowokdoro
dulunya berfungsi sebagai jalur Lori atau kereta api pengangkut tebu.
Sekarang, kondisinya makin memprihatinkan. Di beberapa bagian, banyak ditemui bantalan kayu yang sudah rapuh. Bahkan, sebagian lantai jembatan juga banyak yang sudah rusak.
Jembatan Balak yang kondisinya makin memprihatinkan. Foto: jelajahjalanmati.blogspot.com |
Saat melewati jembatan ini, perjalanan pasti terganggu karena bantalan kayu hasil tambal-menambal warga tidak rata. Sehingga menimbulkan guncangan bagi pengendara kendaraan.
Warga sekitar saat ini memberlakukan sistem buka tutup bagi kendaraan yang lewat. Karena jembatan ini sempit, namun dilalui mobil.
Di setiap ujung jembatan ada penjaga. Mereka saling koordinasi untuk memberlakukan sistem buka tutup.
Disediakan juga tempat dari kaleng untuk menampung sumbangan para pengguna jalan. Dana hasil sumbangan akan digunakan saat ada kerusakan di jembatan.
Saat melewati jembatan ini. Jangan tengok bawah, kanan, atau kiri. Cukup fokus ke depan.
Saat menengok, kamu pasti grogi
Jembatan Jalan Lembayung
Jembatan Jalan Lembayung Bumiayu terhubung dengan Mergosono Gang 1. Jembatan gantung ini juga sudah terlihat usang. Banyak bagian yang berkarat dan keropos.
Dibandingkan dengan jembatan Balak, memang kondisinya lebih bagus. Apalagi bahannya terbuat dari besi. Sedangkan jembatan Balak bercampur dengan balok kayu.
Jembatan Jalan Lembayung Bumiayu. Foto: dokpri |
Beberapa kali jembatan Lembayung ini diperbaiki warga karena ada bagian jembatan yg rusak. Jadi di tambal lagi dengan las.
Saat pagi jam berangkat kerja-sekolah, dan saat sore hari saat jam pulang kerja-sekolah, jembatan ini padat. Bahkan harus antri untuk melewatinya.
Tak jarang, puluhan sepeda motor harus bertengger di atas jembatan untuk menunggu antrian jalan. Hal ini yang membuat jembatan seperti ada getaran/ pantulan karena menahan beban.
Bagi yang belum biasa, memang bikin deg-degan apalagi saat jembatan penuh. Terasa seperti ada guncangan.
Jembatan ini sebenarnya juga perlu rehab. Namun belum ada langkah nyata dari pemerintah hingga saat ini.
Jembatan Jalan Junggul
Jembatan lawas di Bumiayu ini menghubungkan dengan Mergosono gang 5. Kondisinya juga memprihatinkan. Terlebih lagi jalan di setiap ujung jembatan sangat sempit. Berkelok-kelok. Dan rawan longsor.
Jembatan Jalan Junggu Bumiayu yang sempit dan berkelok-kelok. Foto: ngalam.co |
Jembatan di Jalan Junggul ini jelas tidak boleh dilalui mobil. Sempitnya seperti di jalan Lembayung. Apalagi kelokannya di atas sungai, seperti jurang.
Ketiga jembatan lawas di Bumiayu tersebut, bikin ngeri saat melewatinya.
Semoga ke depannya ada langkah pemkot Malang untuk memperbaiki ketiga jembatan tersebut.